KEGIATAN BELAJAR 2
Standar
Kompetensi : Melakukan Pemisahan dan analisis
Kompetensi
Dasar
A.
Memisahkan zat dari campuran
B.
Menentukan kadar suatu unsure / senyawa secara
gavimetri, volumetric dan teknik lainnya
Tujuan Kegiatan belajart
Setelah kegiatan belajar, peserta didik dapat
:
1. Membedakan
campuran homogen dan campuran heterogen
2. Menjelaskan
metode- metode pemisahan campuran
3. Memahami
teknik penyaringan
4. Memahami
teknik sublimasi
5. Memahami
teknik destilasi
6. Memahami
teknik kristalisasi
7. Memahami
teknik kromatografi
8. Menentukan
kadar zat secara gravimetric
9. Menentukan
kadar zat secara titrasi.
A. Memisahkan Zat Dari Campuran.
Pengertian
Campuran.
Materi yang
berada dialam ini seperti udara, air laut, tanah, pasir dan lain-lain merupakan
campuran. Udara merupakan campuran gas oksigen, nitrogen dan lain lain.
Sedaangkan air laut merupakan campuran air dan garam. Jika campuran dipisahkan
secara fisis, akan diperoleh komponen-komponen zat yang bercampur. Dalam
campuran, sifat-sifat zat pembentuknya masih ada.
Campuran
merupakan materi yang terdiri atas dua zat atau lebih. Namun demikia campuran
tidak sama dengan senyawa.
Perbedaan senyawa dan campuran dapat dilihat pada tabnel
berikut :
No
|
Yang dibandingkan
|
Senyawa
|
Campuran
|
1.
2.
3.
4.
|
Cara Pembuatan
Perbandingan massa zat
pembentuknya
Sifat Kmponen Pembentuknya
Pemisahan komponen
pembentuknya
|
Peristiwa kimia
Tertentu
Tidak tampak
Secara Kimia
|
Peristiwa fisika
Sembarang
Masih ada
Secara fisika
|
Campuran dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen
Campuran homogen atau disebut larutan adalah campuran yang tidak bisa dibedakan
antara zat yang bercampur didalamnya.
Seluruh bagian dalam campuran homogen mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
● Sirup,
dalam sirup kita tidak dapat membedakan
gula dan air
● Udara,
kita tidak dapat membedakan masing-masing gas yang terdapat diudara.
Campuran
heterogen.
Campuran
heterogen adalah campuran yang
mengandung zat-zat yang tidak
dapat bercampur satu dengan lainnya secara sempurn, sehingga sifat-sifat
partikel dari zat yang bercampur masi dapat dikenali.
Contoh
:
●
Batu batu yang ada dialam ( batu kapur, batu
pualam )
●
Tanah yang dicampur dengan air
●
Serbuk besi yang dicampur dengan pasir.
Larutan
Larutan adalah
campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut. Dalam larutan,
komponen yang lebih banyak,
berfungsi sebagai pelarut ( zat yang
melarutkan ) dan komponen yang lebih sedikit disebut zat terlarut ( zat yang
dilarutkan ). Pelarut yang sering dipakai adalah air.
Kepekatan
larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam larutan. Larutan pekat, jumlah
zat terlarutnya banyak. Sedangkan larutan encer jumlah zat terlarutnya sedikit.
Larutan dapat
berupa zat cair, padat maupun gas.
Contoh :
●
Larutan padat :
emas 18 karat, kuningan ( tembaga +
seng), perunggu ( tembaga + timah ) dan sebagainya.
●
Larutan cair :
air laut, sirup dan lain-lain
●
Larutan gas :
udara
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelarutan :
1. Pemanasan
( suhu )
2. Luas
permukaan ( ukuran partikel )
3. Pengadukan
4. Sifat
zat
Kadar Zat Dalam Campuran
Susunan zat-zat dalam campuran dapat dinyatakan
dalam kadar dari zat-zat yang membentuk
campuran. Kadar suatu zat
dalam campuran dinyatakan
dalam persen ( perseratus bagian) atau
bpj ( Bagian persejuta ).
Metode Pemisahan Campuran
1. Penyaringan
( filtrasi )
2. Pengkristalan
( kristalisasi )
3. Penyulingan
( distilasi )
4. Penyubliman
( sublin\masi )
5. Kromatografi.
Penyaringan ( filtrasi )
Penyaringan pada umumnya digunakan untuk memisahkan campuran
heterogen zat padat yang tidak larut dalam zat cair.
Contoh : Pemisahan bubuk kopi dari air kopi
Pemisahan pasir dari air
Dan sebagainya.
Jadi prinsip kerja penyaringan ini didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel zat-zat dalam campuran. Partikel dengan ukuran yang lebih kecil
dari pori-pori kertas saring, akan lolos sebagai filtrate, sedangkan yang lebih
besar akan tertinggal.
Pengkristalan (
kristalisasi )
Kristalisasi dpat digunakan untuk memisahkan zat padat dari
larutannya dengan jalan memanaskan larutan sampai jenuh ( pekat ) kemudian
didinginkan dan akan membentuk kristal.
Contoh : Pemisahan kristal garam dapur dari air garam. ( pembuatan garam
dari air laut )
Pemisahan gula putih dari tebu .
Penyulingan (
Distilasi )
Penyulingan merupakan cara pemisahan campuran yang
didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran.
Contoh : Pemisahan fraksi minyak bumi
Penyulingan
air laut, air akan mendidih dan menguap sedang garamnya tidak.
Pemisahan
alcohol dari larutannya.
Pemisahan air
dari air teh.
Penyubliman
Sublimasi dilakukan untuk
memurnikan zat-zat yang dapat menyublim ( berubah dari padat ke gas ).
Contoh :
Pemurnian iodium dari campuran iodium yang kotor
:
Pemurnian belerang dari belerang yang tercampuri.
Kromatografi
Prinsip kerja pemisahan cara kromatografi didasarkan pada
perbedaan kecepatan merambat atau meresap antara partikel zat yang bercampur
pada medium tertentu ( misal kertas saring ) dengan bantuan pelarut
tertentu ( misalnya air).
Contoh : Pemisahan zat warna dalam tinta.
Latihan
Soal
1.
Apakah perbedaan antara senyawa dan campuran ?
2.
Apakah yang dimaksud dengan larutan ? berikan
contoh larutan yang berupa zat padat, zat cair maupun gas.
3.
Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi proses pelarutan.
4.
Tentukan cara yang paling tepat untuk memisahkan
campuran-campuran berikut :
a.
campuran alcohol dan air
b.
campuran belerang dengan larutan tembaga sulfat
c.
tinta warna spidol
d.
campuran zat dalam iodium yang kotor
5. Apakah yang dimaksud dengan kristalisasi ?
berikan contohnya.
B. Menentukan Kadar Unsur Secara
Gravimetri, Volumetri dan Teknik lainnya.
Gravimetri
Gravimetri
adalah cara pengukuran kadar suatu zat dengan penimbangan. Kadar zat yang
ditimbang adalah zat-zat
yang telah dimurnikan dan dalam kondisi kering ( bebas air ). Cara gravimetric digunakan
untuk penentuan kadar zat-zat yang berupa padatan . Zat padat yang diukur
bersifat stabil dan tidak berubah menjadi zat lain selama proses analisis.
Pengukuran
gravimetris menggunakan alat penimbangan. Ketelitian timbangan yang digunakan
dalam analisis secara gravimetric harus disesuaikan dengan jenis analisis.
Contoh : untuk penentuan kadar air dan abu harus digunakan
neraca analitis dengan ketelitian 0,1 mg.
Untuk
melakukan analisis secara gravimetric, harus digunakan alat-alat dan wadah yang
benar-benar bersih dan kering. Contohnya penggunaan gelas arloji, botol timbang,
krus, cawan dan sebagainya. Alat tersebut harus sudah dikeringkan dalam oven
bersuhu 110 C kemudian didinginkan pada suhu kamar dalam eksikator selama 15
menit.
Langakah
penting dalam analisis gravimetric adalah pengeringan. Alat yang digunakan adalah
oven yang dilengkapi thermometer, thermostat ,
dan pengatur waktu penegringan yang dikehendaki.
Alat yang
digunakan untuk menyimpan bahan yang sudah dikeringkan adalah eksikator (
dessikator ) yang kedap udara, didalamnnya ditaruh zat yang bisa menyerap uap
air ( silica gel ) sehingga pengaruh uap air selama penyimpanan bisa diabaikan.
Contoh penentuan kadar zat secara gravimetric adalah pada
penentuan gula reduksi Cu2O
Volumetri.
Volumetri adalah metode analisis
campuran yang didasarkan pada pengukuran volume zat- zat yang berupa cairan.
Macam alat pengukur volume cairan antara lain adalah gelas ukur, pipet ukur,
pipet volume, labu ukur dan buret. Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan
analisis harus bersih . Pembersihan alat dilakukan dengan cara mencucinya
dengan deterjen atau lautan pencuci . Larutan pencuci yang sering digunakan
adalah larutan kalium dikromat dalam larutan asam sulfat.
Titrasi Asam Basa
Titrasi
adalah salah satu cara analisis kadar zat dengan metode volumetric. Dalam proses
titrasi digunakan alat utama yaitu buret.
Reaksi
penetralan asam basa dapat digunakan untuk
menentukan kadar ( konsentrasi ) larutan asam atau larutan basa. Dalam
hal ini sejumlah tertentu larutan asamditetesi dengan larutan basa atau
sebaliknya, sampai mencapai titik ekivalen ( asam dan basa tepat habis bereaksi
). Jika kemolaran salah satu zat diketahui ( asam atau basa), maka kemolaran
larutan yang lain dapat ditentukan.
Untuk
mengetahui titik ekivalen dapat digunakan suatu indicator. Indikator itu
haruslah berubah warna sekitar titik ekivalen. Titrasi ( penetesan ) dihentikan
tepat pada waktu indicator menunjukkan perubahan warna. Oleh karena itu pada
saat perubahan warna indicator disebut dengan titik akhir titrasi.
Contoh :
Menetapkan kemolaran larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M
Sebanyak 25
ml larutan HCl dan 3 tetes larutan fenolftalien ditempatkan dalam sebuah gelas Erlenmeyer, kemudian ditetesi
dengan larutan NaOH 0,1 M melalui buret. Penetesan dilanjutkan hingga larutan
berubah warna menjadi merah. Setelah warna larutan merah, penetesasn dihentikan
dan volume NaOH yang terpakai dicatat.
Data volume
larutan NaOH dapat digunakan untuk menentukan kemolaran larutan HCl sebagai
berikut :
Misal volume larutan NaOH yang terpakai adalah 20 ml .
Jumlah mol NaOH = 20 x
0,1 mol
= 2 mmol
Sesuai dengan persamaan reaksi
HCl(aq) +
NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O (l),
Maka 2 mmol NaOH ~ 2 mmol HCl.
Kemolaran larutan HCl
, M = mmol / ml
= 2mmol/25
ml
=
0,08 M
0 komentar:
Posting Komentar